Jumat, 26 Oktober 2018

KISAH TAN GO HWAT (SYAIKH BENTONG)




Tan Go Hwat atau Syaikh Bentong atau Syaikh Bantiong (Kiai Bah Tong) atau Syaikh Darugem merupakan seorang ulama sekaligus saudagar berkebangsaan Cina. Beliau adalah putra Syaikh Maulana Hasanuddin (Syaikh Tan Quro A’in atau Syaikh Quro) bin Syaikh Yusuf Siddiq bin Syaikh Jamaluddin Husein bin Ahmad bin Abdullah bin Abdul Malik bin Alawi bin Muhammad Shahibul Mirbad bin Ali Kholi Qosam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Al Naqib bin Ali Ar Aridhi bin Jakfar As Shodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali Karamallahuwajhah, suami Fathimah binti Nabi Muhammad Shollahu alaihi wassalam. Beliau datang dari Tiongkok bersama armada angkatan laut Tiongkok dalam misi persahabatan.

Pada tahun 1416 M, armada angkatan laut Tiongkok mengadakan pelayaran keliling, atas perintah Kaisar Cheng-Hu atau Kaisar Yunglo, Kaisar Dinasti Ming yang ketiga. Armada angkatan laut tersebut dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho alias Sam Po Tay Kam seorang muslim. Dalam rombongan armadanya, terdapat seorang Ulama Islam bernama Syekh Hasanudin berasal dari Campa, bermaksud berdakwah di Jawa. Dalam pelayaran menuju Majapahit, armada Cheng Ho singgah di Pura, Karawang. Ketika armada Cheng Ho singgah di Pura Karawang, Syekh Hasanudin atau Syekh Quro dan pengiringnya turun, di antara pengiringnya adalah putranya yang bernama Syekh Bentong alias Kiyai Bah Tong alias Tan Go Wat.

Syaikh Bentong selanjutnya tinggal di Gresik menjadi Saudagar dan da’i. Beliau menikah dengan Siu Te Yo, ia mempunyai seorang putri diberi nama Siu Ban Ci, putri ini yang diperistri oleh Prabu Brawijaya V Kertabumi Raja Majapahit. Dari perkawinannya dengan Siu Ban Ci, memperoleh putra yang diberi nama Jin Bun oleh Kakeknya. Jin Bun alias Praba alias Raden Hasan alias Raden Fatah atau Raden Patah (Sunan Demak) selanjutnya menjadi Senapati Jin Bun Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sajidin Panatagama menjadi Sultan dari Kesultanan Demak pertama.

Syaikh Bentong selanjutnya ikut bersama Syaikh Maulana Hasanuddin (Syaikh Quro) menyebarkan agama Islam di Karawang bersama isterinya. Beliau wafat dan dimakamkan di Kampung Pulobata, Kabupaten Karawang.

Ditulis oleh Wahyu Firmansyah

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.