Selasa, 25 Desember 2018

TSUNAMI DI SELAT SUNDA, FATAYAT NU MANYAR GELAR DOA BERSAMA & GALANG DANA AMAL



Bencana tsunami yang melanda kawasan disekitar Selat Sunda, membuat iba banyak orang tak terkecuali anggota Fatayat Nahdlatul Ulama (NU). Ratusan anggota Fatayat NU Manyar, Gresik turut melakukan doa bersama dan galang dana amal untuk korban tsunami disekitar Selat Sunda (25/12/2018).
Acara yang sejatinya merupakan agenda pertemuan rutin Fatayat NU ini digelar dalam rangka Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan di Desa Pejangangan, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Dalam kesempatan tersebut, Ketua PAC Fatayat NU Manyar Hj. Hudaifah,S.H. mengingatkan para anggota Fatayat NU Manyar agar selalu bermuhasabah diri untuk terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa taala.

“Marilah kita jadikan musibah ini sebagai momentum untuk bermuhasabah diri, lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa taala dan menjauhi segala larangan-Nya, tentunya kita doakan para korban meninggal dunia diterrima di sisi Allah Subhanahu wa taala.”

Hasil dari donasi bencana tsunami di Selat Sunda yang dikemas kali ini akan disalurkan melalui LAZIS NU.
“Seluruh donasi yang terkumpul ini seluruhnya akan kami salurkan untuk saudara – saudara yang tertimpa bencana alam di Banten dan Lampung. Semoga saudara kita disana diberi kekuatan, kesabaran, dan bersemangat kembali dalam memulai aktivitas.” ungkap ketua PAC Fatayat NU Manyar, Hj. Hudaifah, S.H..

Acara tersebut ditutup dengan doa bersama dan pembacaan tahlil serta sholawat kepada Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam.



Share:

Minggu, 23 Desember 2018

KOPI BIJI KURMA KOBIKU MENJADI OBAT HERBAL PENDERITA ASMA


Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.
Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi pemicu di atas, maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit dilakukan.
Magnesium adalah bronkodilator (berefek melebarkan saluran pernapasan/bronchial), juga zat antihistamin, akan mengurangi kadar histamine dalam tubuh, menenangkan bronchial dan sel-sel mukosa di seluruh tubuh.

Namun, obat untuk melawan asma, seperti penghambat β, kortikosteroid, spray Ventolin (salbutamol), akan menggerus magnesium, mungkin malah dapat menyebabkan aritmia (ritme jantung tidak normal) dan kematian mendadak. Theophylline akan menyebabkan magnesium menghilang, juga dapat menghambat aktivitas vitamin B6. Kortisol dehidrogenase dapat memboroskan magnesium dan menyebabkan natrium dan cairan tubuh mengalir tersendat, menekan aktivitas vitamin D, dan akan meningkatkan frekuensi buang air kecil, sehingga seng, vitamin K dan vitamin C terekskresikan dari dalam tubuh.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa magnesium dalam sel berhubungan dengan kejang pada saluran pernapasan, pasien yang kandungan magnesium dalam sel-selnya menurun, akan meningkatkan peluang terjadinya bronkospasme. Temuan itu tidak hanya membuktikan bahwa magnesium dapat membuat pemekaran bronchial, dan tercapai efek penyembuhan asma, sekaligus juga membuktikan kekurangan magnesium sangat mungkin dapat menyebabkan asma dan saluran napas obstruktif kronis (CODP / penyumbatan saluran pernafasan kronis).

Karena magnesium dapat memungkinkan otot pernapasan dan otot polos berelaksasi, sehingga paru-paru mengembang, mengurangi infeksi saluran pernapasan, menghambat kejang yang disebabkan oleh bahan kimia, pada saat bersamaan dapat meningkatkan zat anti-inflamasi/ radang. Jika jumlah asupan magnesium dalam makanan terlalu sedikit, maka akan relatif mudah untuk membuat hiperaktif bronkial, malah menyebabkan kerusakan paru-paru, dan peningkatan risiko asma.

Biji kurma merupakan salah satu sumber magnesium yang cukup tinggi, olahannya dalam bentuk bubuk (seperti) kopi memudahkan mengekstrak kandungan magnesium ketika diseduh menggunakan air panas. Selain itu proses penyangraian yang tepat akan meminimalisir kandungan air dalam biji kurma sehingga tingkat keasaman biji kurma dapat terkontrol dengan baik. Di Indonesia sudah tersedia kopi biji kurma Kobiku yang sudah berproduksi sejak tahun 2014 dan eksis hingga saat ini karena pengolahan yang tepat serta cita rasa dan aroma yang khas sehingga kualitasnya tetap terjaga. Kopi biji kurma Kobiku telah menjadi solusi kesehatan yang aman dan alami bagi masyarakat.



Untuk pemesanan silahkan klik disini


Share:

PIK-R SANUBARI Terpilih Sebagai Center of Excellence di Kabupaten Gresik



Surabaya – Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R) Sahabat Nusa Berbagi Cerita (SANUBARI) SMA NU 1 Gresik terpilih sebaga Center of Excellence (COE) PIK-R terbaik di Kabupaten Gresik. Pemilihan PIK-R Sanubari sebagai yang terbai di Kabupaten Gresik oleh BKKBN Jawa Timur bukan hal yang mengejutkan. Pasalnya, sebelumnya PIK-R Sanubari berhasil meraih PIK-R terbaik ketiga se-Jawa Timur yang diselenggarakan oleh BKKBN Jawa Timur.

Penobatan yang dilakukan pada hari Senin (17/12) di Hotel Arcadia, Surabaya, Jawa Timur. Hadir pula 38 Center of Excellence PIK-R dari masing – masing kabupaten/kota se-Jawa Timur. Ketua Insan GenRe Gresik dan Kasubid BKR Dinas KBPPPA Kabupaten Gresik juga turut hadir dalam acara bertajuk Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga Provinsi Jawa Timur Tahun 2018.

Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan PIK-R adalah suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya.

PIK Remaja sendiri merupakan bagian dari PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang kemudian oleh BKKBN diklasifikasikan menjadi dua yaitu jalur pendidikan dan jalur masyarakat. PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik minat remaja datang ke Pusat Informasi dan Konseling Remaja untuk berdiskusi serta sharing terkait PKBR secara bersama-sama. Nama PIK bisa disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-masing sesuai kebutuhannya.

PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat dan institusi pembinanya. Adapun tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR, Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan rujukan PKBR.

Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Pola kerja PIK Remaja tidak mengenal batas wilayah sebagaimana yang ada pada pemerintahan desa, ia hadir untuk melayani remaja lain dari luar wilayah administratifnya.




Share:

Selasa, 27 November 2018

SEJARAH KANJENG SEPUH SIDAYU







Nama asli Kanjeng Sepuh adalah Raden Adipati Soeryadiningrat. Beliau adalah salah satu bupati di Kabupaten Sidayu. Kanjeng Sepuh tersohor lantaran beliau adalah seorang ulama. Disamping itu beliau juga memiliki leadership yang tinggi. Ketulusannya untuk selalu memihak pada yang lemah, dan selalu dekat dengan rakyat kecil itulah yang membuat Kanjeng Sepuh sangat dicintai rakyatnya.

Asal- usul Sidayu memiliki banyak cerita, diantaranya ialah berasal dari cerita Empu Supa, pada suatu ketika, Raja Blambangan memerintahkan orang suruhannya mencuri salah satu pusaka kerajaan Majapahit. Pusaka itu berupa keris yang diberi nama Sumelang Gandring. Raja Majapahit tersebut lantas membuat sandiwara, “ Barang siapa berhasil mendapatkan keris Sumelang Gandring tersebut, maka ia akan mendapatkan hadiah berupa lahan hutan yang lokasinya terletak antara Tuban dan Grissee “. Maka berlomba- lombalah para pendekar untuk memperebutkan hadiah tersebut, satu persatu mereka gagal. Hutan Blambangan terlalu ganas untuk mereka tempuh, belum lagi kesaktian rajanya. Jadi untuk mendapatkan kembali keris pusaka kerajaan tersebut impossible.

Tetapi ada seorang pembuat keris yang sakti. Namanya Empu Supa, dialah yang membuat pusaka- pusaka bagi Giri Kedaton. Ia mencoba mengikuti sayembara itu, bukan semata-mata untuk menginginkan door price yang dijanjikan oleh raja Majapahit tersebut. Namun niatnya benar- benar tulus bahwa ia memang ingin menunjukkan pengabdiannya pada kerajaan Majapahit. Sayang tidak ada yang mengetahui bagaimana Empu Supa bisa menembus Kraton Blambangan, yang jelas sesuai deadline ia berhasil membawa kembali keris Sumelang Gandring itu dan mempersembahkan pada rajanya.

Raja Majapahit itu memenuhi janjinya, ia memberikan sebidang lahan hutan yang terletak antara Tuban dan Grissee. Kemudian bersama para pengikutnya Empu Supa pun mulai mbabat alas wilayah itu. Dan lahan hutan yang di babat oleh Empu Supa itulah yang kelak menjadi sebuah wilayah yang diberi nama Sidayu.

Pada tahun 1817 seorang bernama Raden Adipati suryodiningrat, Putra selir Sayyid Abdur Rohman Siruwun Solo, mulai dibenum menjadi bupati di Sidayu. Beliau terkenal diseluruh Kabupaten Sidayu dengan nama KANJENG SEPUH. Kanjeng Sepuh memerintah Sidayu mulai tahun 1817 hingga meninggal tanggal 9 Maret 1856, jadi selama 39 tahun beliau memerintah kabupaten Sidayu.

Sebutan ini tidak saja disebabkan kesaktian dan semangat keberanian, kepahlawanan sebagai seorang bupati kepada pemerintah Belanda saja, akan tetapi juga karena alim dan waro’nya, serta jujur dan ikhlashnya, terutama beliau adalah termasuk satu-satunya tokoh ulama’ islam yang sangat aktif memperjuangkan agama islam diseluruh kabupaten Sidayu.

Sebagian dari keberanian dan kesaktian beliau adalah sebagai berikut:
  1. Beliau dengan terus terang melarang kepada kepada siapa pun terutama kepada pemerintah Belanda untuk menginjak dalemnya (rumahnya) sebelum mendapat ijin dari beliau, demikian pula apabila kebetulan sedang tidur. Pelanggaran terhadap larangan ini mengakibatkan senewenya (gilanya)  yang melanggar.
  2. Pada waktu pemerintah Belanda akan mendirikan sebuah pasar yang sangat besar di Surabaya, untuk ini bupati-bupati di seluruh Jawa dipanggil ke Surabaya untuk diminta pertimbangannya mengenai pajak dan nama pasar. Dalam hal ini semua bupati satu pun tidak ada yang berani mengutarakan pendapatnya, kecuali Kanjeng Sepuh sendiri. Beliau berkata:Tuan-tuan, pajak ini janganlah dimintakan pertimbanagan dari para bupati, yang akan  membebankan rakyat. Akan tetapi lebih baik kalau Tuan-tuan menanyakan “Kapankah kita mulai berperang melawan si penjajah”. Tentang pasar saya setuju diberi nama “Pabean”.
Pemerintah Belanda setelah melihat sambutan para bupati seluruhnya yang sanagat riuh itu, maka diterangkan bahwa:
  1. Soal pajak tidak usah dibicarakan.
  2. Soal nama setuju dengan pendapat Bupati Sidayu.
Dengan keputusan ini, maka sebagian penduduk banyak mengundang bupati Kanjeng Sepuh untuk datang ke rumahnya pada besok pagi pukul 08:00 tepat. Dan beliau menyatakan kesediaannya. Pukul 08:00 tepat, beliau sudah datang di semua para pengundang dalam waktu bersamaan. Sepulang beliau dari Surabaya kapan saja para pengundang dihebohkan dengan kebanggaan para pengundang yang antara lain mengatakan, bahwa Kanjeng sepuh pada pukul 08:00 tepat datang di rumahnya, seorang pengundang lainnya menyanggkalnya, sebab pada waktu yang sama berada pada rumah orang tersebut; demikian pula yang lain menyatakan hal serupa. Maka percekcokan pun menjadi ramai, yang akhirnya dapat diinsyafi bahwa hal ini adalah dari keramatnya Kanjeng Sepuh.

Konferensi seluruh bupati yang biasanya diadakan di Madura bagi Kanjeng Sepuh tidak mau berangkat sebelum jam 08:00 pagi, padahal pada jam 08:00 itulah konferensi dimulai, sedang kebanyakan para bupati telah lama sama berangkat sehari sebelum konferensi. Tepat  pukul 08:00 Kanjeng Sepuh naik kereta Kencana-nya, yang terkenal dengan cemetarnya pecut (cemeti) itu dan dalam sekejab mata saja beliau sudah tiba di Madura dengan kereta dan kudanya.

Pada suatu waktu para Kyai di seluruh Sidayu diminta pertimbangan bagaimana enaknya Gamelan dan Gong-gong ini dibuat? Para Kyai sama takut menjawabnya, dan akhirnya Kyai Musyafaklah yang menjawab dengan tegas, enaknya gamelan dan gong-gong itu ditanam (dipendam) saja. Keputusan ini dapat disetujui oleh Kanjeng Sepuh.

Adat istiadat kelakuan Kanjeng Sepuh:
  1. Hampir setiap malam beliau jarang tidur. Dalam waktu yang sunyi senyap itu sebagian besar digunakan untuk keliling di tiap-tiap kampung mendengarkan sendiri dan menyaksikan sendiri keluh kesah penduduk desa yang kelaparan, sakit atau penderitaan yang lain: terutama bila ada anak yang menangis, malam itu juga beliau memberikan bantuan berupa uang atau obat-obatan yang ditaruh di muka pintu rumah penduduk tersebut.
  2. Beliau tidak segan-segan memberikan nasehat soal-soal agama Islam baik pada para alim ulama’ maupun kepada masyarakat dalam daerah wilayah Kabupaten Sidayu sehingga beliau terkenal sebagai pelopor/pelindung para Kyai.

Beberapa peninggalan beliau yang sampai kini masih sangat terasa manfaatnya pada masyarakat dalam daerah wilayah kabupaten Sidayu adalah sebuah telaga yang terkenal dengan “Telogo Rambit”. Telaga ini airnya tidak pernah berubah, tetapi jernih dan segar sekalipun dimasuki oleh air bah (banjir) yang biasanya sangat keruh itu. Sedang rasanya pun sedikit manis dan dingin.

Peninggalan yang kedua ialah Sumur Dahar yang berada di desa Golokan Sidayu, pun airnya jernih, manis dan dingin serta segar rasanya, tetapi kini tampak tidak terawat.

Di Desa Lowayu ada juga peninggalaan Kanjeng Sepuh yang di beri nama “Kali Sumpet”, konon Kanjeng Sepuhlah yang mempunyai gagasan untuk menyumpet (membendung) sungai itu agar Desa Lowayu tidak kekurangan air pada waktu musim kemarau.

Kanjeng Sepuh bukanlah satu-satunya Kanjeng yang bermulaan dibenum di Sidayu, tetapi beliau adalah yang termasuk yang ke-8 dari jumlah sepuluh Kanjeng yang dibenum di Sidayu. Hanya saja karena beliau yang keramat. Beliau mempunyai sifat wali, sakti, berani dan alim. Maka beliaulah yang dikeramatkan dan menjadi sasaran seluruh masyarakat, baik yang dari penduduk Sidayu maupun yang luar Sidayu, sehingga pada tiap-tiap tahunnya tidak kurang dari 10 ribu orang laki-laki dan perempuan yang berziarah ke makam Kanjeng Sepuh Sidayu.

Masjid Jamik Sidayu pertama didirikan pada tahun 1178 H bertepatan dengan tahun 1758 M. Didirikan oleh Raden Kromowidjojo Bupati Pertama Sidayu yang dibantu oleh Raden Kanjeng Suwargo atau Tawang Alun dari Madura. Kemudian, pembangunan Masjid Tersebut disempurnakan oleh : Kanjeng Kudus (Bupati Keenam), Raden Adipati Soeryadiningrat (Bupati Kedelapan), Kanjeng Pangeran (Putera Kanjeng Sepuh) Bupati kesembilan dan H.M. Thahir Surakama (Dermawan Sidayu). Tapi Masjid tersebut lebih dikenal dengan Masjid Kanjeng Sepuh, bahkan tombak pusaka Kanjeng Sepuh masih ada didalam Masjid tersebut.


Sumber: Riwayat singkat Kanjeng Sepuh Sidayu Jawatan Penerangan RI kecamatan Sidayu, berdasarkan keterangan dari orang-orang yang tertua dan keturunan Kanjeng Sepuh, 
Penyusun: Alm.KH.Ridlwan Ahmad.
Serta dari berbagai sumber lainnya.


Share:

Rabu, 21 November 2018

JALAN RAYA TERPENDEK DI INDONESIA ADA DI GRESIK?


Gresik kota ibarat harta karun sejarah. Pesona arsitektur khas kolonial zaman belanda berdiri kokoh di Jalan H.O.S Cokroaminoto. Lokasinya terletak sekitar 150 meter utara Alun – alun Kabupaten Gresik.

Kota Gresik diklaim memiliki jalan raya terpendek di Indonesia namanya jalan H.O.S Cokroaminoto. Panjang jalan tersebut sekitar 50 meter. Jalan yang dipenuhi ruko dengan arsitektur kuno tersebut bisa dilalui kendaraan bermotor.

Menurut bapak Oemar Zaenuddin seorang pemerhati bangunan bersejarah, beliau meyakini H.O.S Cokroaminoto adalah jalan terpendek di Indonesia. Untuk menyisir jalan tersebut hanya butuh waktu sekitar 20 detik.

Tidak seperti ukurannya yang pendek, H.O.S Cokroaminoto menyimpan sejarah panjang yakni ruko disamping jalan tersebut dibangun pada tahun 1902 dan menjadi pusat bisnis di masa kolonial.

Uniknya ruko sebelah selatan dibangun oleh pengusaha kolonial dengan arsitektur khas masa kolonial. Sedangkan ruko sebelah utara dibangun oleh pengusaha pribumi pada tahun 1911 dengan arsitektur kolaborasi Eropa, Tiongkok, dan Jawa. Ruko sengaja dibangun berhadap – hadapan untuk menunjukkan bukti bahwa pengusaha pribumi mampu menandingi pengusaha kolonial.

Share:

Selasa, 20 November 2018

SEKOLAH DI GRESIK INI PERNAH JADI SASARAN MORTIR, SEKARANG BERTRANSFORMASI MENJADI SEKOLAH BERPRESTASI




Revolusi Nasional Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu, diwakili oleh Inggris. Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 29 Desember 1949. Meskipun demikian, gerakan revolusi itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908, yang saat ini diperingati sebagai tahun dimulainya kebangkitan nasional Indonesia.

Madrasah Aliyah Ma’arif NU Sidomukti atau MAMNUSI merupakan salah satu saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia di masa revolusi. Madrasah yang berdiri pada tahun 1934 ini didirikan oleh para ulama dan masyarakat setempat dengan penggurus madrasah diantaranya KH. Hasan, KH. Hambali, H. Gholib. Pada awal berdirinya sekolah ini hanya diisi sembilan guru yakni KH. Hasan, H. Gholib, KH. M. Basir, KH. Masyhud, Kyai Amin, KH. Nur Syamsi, H. Anwar Katsir, KH. Zuhri Fatchur, dan KH. Amin Tamim yang menjabat sebagai ketua guru.

Pada tahun 1934 masehi di kampung Jeraganan, Desa Sidomukti dibangun gedung untuk madrasah yang terdiri dari 4 kelas. Setelah berjalan sekitar sebelas tahun, pada bulan September 1945 proses belajar mengajar ditutup sementara perjuangan dilanjutkan ada perjuangan fisik. Gedung madrasah pun tak luput dari serangan mortir, tak hanya itu gedung madrasah juga digunakan sebagai markas para pejuang dan tentara. Setelah vacum beberapa tahun, pada bulan Juni 1955 madrasah dibuka kembali untuk proses belajar mengajar. Saat ini sekolah yang dikenal banyak menghasilkan atlet berprestasi terus berbenah menjadi sekolah modern berbasis agama Islam dan tetap istiqomah mencerdaskan anak bangsa.

Sumber : http://www.mamnusi.sch.id

Share:

Minggu, 18 November 2018

MENGHARUKAN, BEGINILAH LIKA LIKU KEHIDUPAN SUNAN GIRI




Wali atau ulama yang satu ini merupakan keturunan ke-23 dari silsilah Rasulullah SAW, sedangkan jika dilihat dari silsilah ibunya, Sunan Giri merupakan keturunan dari Raja Majalahit yakni Hayam Wuruk. Berdasarkan silsilah tersebut, Sunan Giri adalah benar-benar sebagai seorang keturunan bangsawan disamping keturunan seorang ulama. Sunan Giri memiliki nama asli yakni Raden Paku. 

Nama Raden Paku sendiri diberikan oleh Sayyid Ali Rahmatullah (Raden Rahmat)  atau Sunan Ampel yang didasarkan dari pesan ayahnya sebelum meninggalkan Jawa Timur. Sunan Giri mempunyai sebutan lainnya, di antaranya: Ainul Yaqin, Abdul Faqih, Prabu Satmata dan Jaka Samudra. Nama Jaka Samudra sendiri diberikan oleh ibu angkatnya, sementara Prabu Samata merupakan suatu gelar kebesaran sebagai anugerah tuhan ketika Sunan Giri menjabat sebagai penguasa atau sultan di wilayah Giri Gresik. Di antara sekian banyaknya nama atau sebutan yang diberikan kepada Sunan Giri menggambarakan betapa terkenalnya beliau di masyarakat disebabkan jasa besar yang diberikan Sunan Giri kepada masyarakat di Nusantara (Asia Tenggara). 

Sunan Giri lahir pada tahun 1365 Saka/ 1443 Masehi di Blambangan, Jawa Timur. Beliau adalah anak dari Syaikh Maulana Ishaq, hasil perkawinannya dengan putri Blambangan. Dimana masyarakat Jawa lebih mengenalnya dengan nama Dewi Sekardadu. Diceritakan bahwasannya Syikh Maulana Ishaq atau Syeh Wali Lanang awal mulanya sengaja datang ke tanah Jawa untuk berdakwah di Nusantara, beliau juga terrcatat sebagai Wali Songo periode pertama.

Ketika diberi tugas untuk berdakwah di ujung timur pulau Jawa tepatnya di kerajaan Blambangan, kondisi puteri raja saat itu sedang sakit dikarenakan wabah yang menyerang Blambangan. Maka oleh raja Blambangan, Syaikh Maulana Ishaq diminta untuk mengobati puteri tersebut. Syaikh Maulana Ishaq pun berhasil mengobati Puteri dari raja Blambangan, sebagai ucapan terima kasih dari sang raja maka beliau pun dinikahkan dengan puteri tersebut. Namun siapa sangka, keinginan Syaikh Maulana Ishaq untuk membawa sang raja menjadi seorang muslim mendapat penolakan sang patih, agar tidak terjadi pertentangan maka Syaikh Maulana Ishaq pun pergi meninggalkan istana.

Pada saat itu, Dewi Sekardadu dalam keadaan hamil tua dan tidak berapa lama kemudian melahirkan seorang bayi laki-laki, yaitu Sunan Giri. Sunan Giri sejak dalam kandungan sudah mengalami cobaan, dimana ia ditinggalkan oleh ayahnya untuk berdakwah, ketika dilahirkan ia dibuang oleh Raja Menak Sembuyu atas hasutan Patih Bajul Sengara dengan cara dimasukkan ke dalam peti kemudian dibuang ke laut. Sunan Giri ditemukan oleh seorang bangsawan yang sedang berlajar beliau adalah Nyai Ageng Pinatih seseorang yang sudah tidak bersuami dan tidak memiliki anak.

Nyai Ageng Pinatih juga dikenal dengan nama Nyai Gede Tandhes, seorang wanita bangsawan terhormat di Gresik. Sewaktu Sunan Giri berumur 12 tahun, ia dibawa ibu angkatnya ke pesantren Ampel Denta Surabaya, yang mana Sunan Ampel sendirilah yang mengajarinya. Sunan Giri dikenal genius, rajin dan selalu mentaati gurunya. Ia memiliki kelebihan-kelebihan dan keistimewaan sejak kecil sehingga Raden Rahmat atau sunan Ampel mengangkat Sunan Giri menjadi anak angkatnya dengan dipersaudarakan Syaikh Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang.

Sunan Giri lalu dinikahkan dengan saudara perempuan dari Syaikh Maulana Makdum Ibrahim yakni Dewi Murtashiyah, puteri Sunan Ampel dengan Nyai Karimah kembang kuning. Selain menikahi puteri Sunan Ampel, Sunan Giri juga menikahi Dewi Wardah, puteri dari Kyai Ageng Bungkul atau Sunan Bungkul, seorang pembesar kota Surabaya yang masih keturunan Majapahit.

Setelah merasa cukup ilmu, Sunan Giri membuka pesantren di daerah perbukitan Desa sidomukti, Kecamatan Kebomas, Gresik. Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Pesantren itu pun kemudian berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang dikenal dengan nama Giri Kedaton. Masa pemerintahan Sunan Giri di Giri Kedaton berlangsung dari 1487 M s/d 1506 M. Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M. Namun dalam masa  masa ini beliau kehilanggan sosok yang merawatnya sejak kecil yakni kewafatan sang ibunda angkat Nyai Ageng Pinatih sehingga beliau menunda pembukaan pesantrennya dalam beberapa waktu.

Kiprah Dakwah Sunan Giri dalam Perkembangan Islam di Nusantara
Sumber tradisi Jawa menuturkan perjuangan Sunan Giri dalam mendapatkan lokasi yang strategis seperti yang disarankan oleh guru sekaligus ayahandanya Syaikh Maulana Ishaqdilakukan dengan menyiapkan segala kekuatan fisik maupun mental spiritual, bermunajat kepada Allah SWT disertai dengan khadamnya. Berjalan melewati bukit, hingga tibalah ia disebuah tempat yang sekarang terletak di Desa Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Gresik.

 Di tempat inilah Sunan Giri mendirikan masjid dengan pesantren serta rumah untuk para keluarganya. Pada taraf perkembangannya, tempat tersebut menjadi pusat kekuasaan Giri dengan terwujudnya Giri Kedaton.  Ketika Raden Rahmat meninggal (1475 M), Ampel Denta dan Gresik digabungkan atas izin raja Majapahit.

Dalam perkembangan selanjutnya, pusat dakwah yang telah didirikan oleh Sunan Giri mengalami perkembangan fungsi, yang pada awalnya sebagai pusat aktivitas pendidikan agama berkembang menjadi pusat kegiatan politik. Hal ini diceritakan di buku “Babad Hing Gresik” : Raden Paku (Sunan Giri) hanggenipun babat-babat hung nedi kedaton dampun dados wewengkon dalem, saha sampun dados kedaton tunda sapta, sepale kangge shalat sepale kangge tilem”.

Munculnya Giri Kedaton, membawa dampak positif bagi perkembangan Islam di wilayah Giri. Kedaton yang dilambangkan sebagai lambang kebesaran dan kemegahan bagi pemerintahan yang syah menambah kewibawaan pemimpin atau raja yang berkuasa. Sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari kerajaan-kerajaan Islam di Jawa yakni adanya : alun-alun, istana dan pasar.

Pertumbuhan Giri Kedaton mencakup lembaga pendidikan dan pusat pemerintahan ulama. Sebagai lembaga mendidikan, Giri Kedaton menjadi madrasah tempat beliau mengajar agama islam kepada para santrinya, yang dikenal dengan madrasah Giri atau pesantren Giri. Sebagai pusat pemerintahan ulama, ini diawali dari kemerosotan pemerintahan Majapahit. Melihat kejayaan pemerintahan Sunan Giri, maka penguasa Majapahit saat itu berusaha menumbangkan kejayaan Sunan Giri namun bukan kemenangan yang didapat melainkan kegagalan. Untuk tetap menjaga kestabilan Majapahit saat itu, maka raja Majapahit mengakui dan menjadikan Sunan Giri beserta Sunan Ampel menjadi orang-orang besar kerajaan Majapahit. Setelah mendapatkan pengakuan tersebut, Sunan Ampel dan Sunan Giri beserta tokoh agama lainnya, menjadikan Giri Kedaton sebagai pusat dakwah. Inilah salah satu metodedakwah Wali Songo dapat diterima semua kalangan karena akhlaq dari Wali Songo yang sangat luhur dan bijaksana seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW dalam berdakwah.

Metode Dakwah Sunan Giri
Sunan Giri sebagai penggerak Islam yang berpusat di Giri Kedaton, tidak luput dari peranannya dengan metode dakwah seperti yang dilakukan para penyebar Islam lainnya, yaitu dengan mendirikan pesantren guna mendidik anak-anak negeri dengan pengetahuan agama. Selain itu, upaya yang dilakukan Sunan Giri dalam mendekatkan Islam kepada anak-anak yakni dengan menciptakan lagu serta permainan dengan memasukkan unsur-unsur jiwa agamis.

Di antara permainan anak-anak yang diciptakan oleh Sunan Giri yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Timur adalah “Jelungan” atau “Jitungan”. Dalam permainan ini disimbolkan dengan satu tonggak kayu atau pohon yang kuat. Adapun filosofi dari permainan ini adalah mengajarkan manusia tentang keselamatan hidup yakni dengan cara berpegang teguh pada agama. Selain itu Sunan Giri juga menciptakan lagu atau tembang yakni “Dolanan Bocah” dan “Ilir-ilir”.  

Contoh Keteladanan dari Sunan Giri
Keteladanan yang dapat kita petik dari kisah Sunan Giri bahwasanya dalam menyebarkan Islam, tentunya diperlukan strategi-strategi agar kegiatan dakwah kita berjalan baik dan mengalami perkembangan. Strategi yang ditunjukkan Sunan Giri khususnya dalam bidang politik yakni dengan menjadi “Sang Propaganda Ulung”, dimana ia mampu menaklukkan Majapahit tanpa harus mengorbankan pertumpahan darah sehingga akhirnya Majapahit mengakui kekuasaan beliau dan memberikan kebebasan dalam berdakwah.

Menjadi seorang ulama tentunya tidak hanya pengetahuan agama yang diperlukan, namun juga kepintaran dalam pengetahuan umum, dan juga kemampuannya dalam bernegosiasi dan kepemimpinannya di pemerintahan. Karena itu, salah satu cara agar keberadaan kita diakui oleh pemerintahan adalah dengan ikut berkecimpung dalam bidang politik sehingga dengan pengakuan dan legalitas yang kita dapatkan diharapkan menjadi kemudahan bagi kita dalam menyebarkan Islam. 

Jejak Sejarah yang dapat dikunjungi
Adapun jejak sejarah yang dapat kita kunjungi yakni dengan mendatangi makam sunan Giri. Ini bukan hanya sekedar makam biasa, namun dijadikan sebagai wisata. Yang mana pada gapura pintu masuk makam tersebut terbuat dari batu yang berbentuk sepasang kepala naga raja, bangunan beratap di atas makam sebagai pelindung makam terbuat dari kayu jati asli, dindingnya terdiri dari panel (disebut juga lumber sering) tumbuh-tumbuhan, sedangkan pintu cungkup terdapat ukiran bermotif hindu yang dipadukan dengan motif islami yaitu tumbuh-tumbuhan. Selain itu terdapat Giri Kedaton di Desa Sidomukti, yang tak jauh dari makam Sunan Giri. Disana terdapat bangunan yang menjadi saksi bisu pusat kejayaan Islam di Nusantara hingga mancanegara.

Sumber :
Muntaha, Moh. 1993. SUNAN GIRI ( Studi Tentang Eksistensinya dalam Kedaton Giri Dresik). IAIN Sunan Ampel Surabaya.
Santosa, Budi., Antariksa dan Lisa Dwi Wulandari. 2014. Dinamika Ruang Wisata Religi Makam Sunan Giri di Kabupaten Gresik. Jurnal el Haraqah Vol. 16 No.2.



Share:

Jumat, 16 November 2018

MASYA'ALLAH, SEKOLAH DI GRESIK INI BIASAKAN MURIDNYA BACA AL QUR'AN SETIAP JELANG PROSES BELAJAR MENGAJAR




GRESIK - Ribuan siswa SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik dibawah pimpinan Drs. H. Agus Syamsudin, MA senantiasa berbenah terkait pengembangan SDM para siswa, Salah satu rutinitas yang digalakkan adalah membiaskan siswa membaca al-Quran sebelum proses belajar mengajar dimulai.
Menurut Putri Balqis Syaifuddin siswa kelas XII SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik yang juga Duta SMA NU 1 Gresik mengatakan dengan berdoa dan membaca Alquran sebelum memulai kegiatan belajar merupakan salah satu upaya membentuk karakter siswa sebagai generasi bangsa yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia.
“Saya merasa dengan dimulainya doa dan membaca Al Qur’an dapat membimbing para siswa lebih beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.”
Gadis yang juga terpilih sebagai Duta GenRe Gresik ini juga menambahkan “Siswa adalah amanah. Hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya. Apabila ia dibiasakan pada suatu yang baik dan dididik, niscaya ia akan tumbuh besar dengan sifat yang baik dan akan bahagia dunia akhirat. Sebaliknya, bila ia dibiasakan dengan tradisi-tradisi buruk, tidak diperdulikan maka akan melahirkan akhlak yang buruk pula.” Jelas putri Balqis.
“Disamping membaca siswa juga kita ajarkan beberapa hal terkait adab dan tata cara membaca Al-Quran, hal ini guna menambah wawasan mereka ketika membaca Al-Quran.” Tambah Putri Balqis.
Ia juga menambahkan untuk membiasakan yang baik itu memang sulit dan banyak tantangan, namun apabila sudah terbiasa maka kita akan merasakan manfaat siraman Al Qur’an dan insya allah sikap dan prilaku kita akan semakin baik pula.


Share:

RANGKAIAN ACARA HAUL SYAIKH MAULANA MALIK IBRAHIM


RANGKAIAN ACARA HAUL SYAIKH MAULANA MALIK IBRAHIM (SUNAN GRESIK)


Ahad, 18 November 2018 M (10 Robi’ul Awwal 1440 H)
Pukul 14.00 WIB :
Pawai arak – arakan santri TPQ dari Pendopo Kabupaten Gresik keaula makam Syaikh Maulana Malik Ibrahim dengan iringan Drum Band
1.       Tahlil Santri TPQ
2.       Pildacil
3.       Handrah Santri TPQ

Senin, 19 November 2018 M (11 Robi’ul Awwal 1440 H)
Pukul 20.00 WIB :
Pembacaan Sholawat Nabi bersama hadrah ISHARI Provinsi Jawa Timur

Selasa, 20 November 2018 M (12 Robi’ul Awwal 1440 H)
Pukul 08.00 WIB :
HAFLATUL MAULID & HAUL SYAIKH MAULANA MALIK IBRAHIM
1.       Arak – arakan ulama dan umaro dari Pendopo Kabupaten Gresik ke aula makam Syaikh Maulana Malik Ibrahim
2.       Pembacaan Diba’
3.       Pembacaan ayat suci Al Qur’an
4.       Pembacaan Yasin dan Tahlil
5.       Sambutan panitia / penggurus makam
6.       Pembacaan Manaqib Syaikh Maulana Malik Ibrahim
7.       Ceramah Ustadz Ahmad bin Muhammad Al Habsyi
8.       Do’a penutup
9.       Ziarah ke makam Syaikh Maulana Malik Ibrahim

Pukul 19.00 WIB :
PENGAJIAN UMUM
Sambutan dan ceramah agama dan kebangsaan
1.       KH. Mochtar Jamil
2.       Habib Umar Al Muthohar
3.       Habib Ja’far Al Kaff
4.       Jend. (Purn) Gatot Nurmantyo

Rabu, 21 November 2018 M (13 Robi’ul Awwal 1440 H)
Pukul 13.00 WIB :
Tahlil wanita / pengajian umum dan santunan anak yatim, ceramah agama Ustadzah Halimah Alaydrus

Ahad, 25 November 2018 M (17 Robi’ul Awwal 1440 H)
Pukul 04.00 WIB :
Majlis Al ur’an Dzikrudz Dzakirin
Pukul 20.00 WIB :
Do’a Khotmul Qur’an





Share:

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.